Posted on Sabtu, 31 Maret 2012 Mahasiswa kelas menengah masyarakat Indonesia
Mahasiswa,
Kelas Menengah Masyarakat Indonesia yang Selalu (Dianggap) Menjadi Musuh
Penguasa
Oleh
Dhani Kurniawan*
Beberapa
hari terakhir ini pemberitaan di berbagai media baik cetak maupun elektronik
selalu dihiasi dengan pemberitaan tentang mahasiswa. Mahasiswa di berbagai
daerah menggelar unjuk rasa menentang rencana pemerintah untuk menaikkan harga
BBM. Aksi mahasiswa ini nampaknya memberikan kekhawatiran tersendiri bagi
pemerintah. Terlebih lagi banyak aksi mahasiswa yang mulai menjurus pada
tindakan kekerasan yang tidak terkendali.
Aksi
mahasiswa memang bukan hal baru di negeri ini. Hampir semua rezim pemerintahan
di Indonesia pernah merasakan dahsayatnya aksi-aksi mahasiswa. Bahkan rezim
orde baru yang begitu kuat ternyata bisa ditumbagkan oleh mahasiswa. Sebagi
kelas menengah masyarakat Indonesia yang mendapatkan akses pendidikan yang
cukup baik memang memungkinkan mahasiswa menjadi pihak yang paling peka
terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah. Selain itu mahasiswa pada umumnya
masih memiliki idealisme yang cukup tinggi. Mereka belum terikat oleh pangkat,
kedudukan, jabatan, gaji, dan fasilitas-fasilitas lain yang mampu menunjang
kehidupan.
Sebagian
orang asing beranggapan bahwa mahasiswa adalah kelas menengah masyarakat
Indonesia, musuh negara yang paling susah diatur. Anggapan itu diungkappan
cukup jelas dalam sebuah video dokumenter tentang aksi mahasiswa 1998 oleh
pihak asing. Walaupun demikian dalam video tersebut tidak nampak kecenderungan
mereka lebih berpihak kepada pemerintah Indonesia. Bahkan video tersebut
didedikasikan sebagai sebuah penghargaan terhadap para mahasiswa.
Mahasiswa
sebenarnya punya tujuan baik yaitu membela kepentingan rakyat. Mereka bukan
musuh negara dan tidak selalu mengambil sikap berseberangan dengan pemerintah
yang berkuasa. Mahasiswa hanya merasa bertanggungjawab ikut mengawal
kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Ketika kebijakan yang diambil
pemerintah tidak memihak kepentingan rakyat mereka merasa perlu untuk melakukan
aksi. Aksi mahasiswa sebenarnya juga tidak selalu berwujud demo. Banyak cara
yang bisa ditempuh untuk menyuarakan kepentingan rakyat. Namun ketika cara-cara
yang halus dan birokratis tidak berhasil demo merupakan pilihan terakhir.
Permasalahan
sebenarnya adalah mahasiswa dengan semangat yang berkobar-kobar riskan
ditunggangi kepentingan kelompok tertentu. Terlebih lagi ketika ada momentum
seperti saat ini merupakan kesempatan yang bagus bagi pihak-pihak yang sudah
lama ingin menumbangkan pemerintah yang berkuasa. Mahasiswa sebagai golongan
terdidik yang menjadi harapan masyarakat Indonesia nampaknya memang harus lebih
berhati-hati dalam setiap gerakan-gerakannya. Jangan sampai tujuan mulia mereka
membela kepentingan rakyat justru dimanfaatkan untuk kepentingan
kelompok-kelompok tertentu.
Mrican,
Yogyakarta, 30 Maret 2012
10.29
wib
*Penulis
adalah mahasiswa pendidikan sejarah semester empat di salah satu perguruan
tinggi negeri di Yogyakarta. Tulisan ini dipersembahkan kepada para mahasiwa
yang berjuang untuk kepentingan rakyat, juga kepada rakyat Indonesia yng sudah terlalu
banyak menderita.
0
komentar |