Posted on Jumat, 16 Maret 2012 TV dan Parpol


Stasion TV Swasta Nasional dan Partai Politik
Oleh Dhani Kurniawan
Pemilu memang baru akan diselenggarakan pada tahun 2014 namun saat ini sudah banyak pihak yang melakukan “kampanye terselubung.” Televisi merupakan media yang cukup bagus untuk berkampanye di mengingat tingginya jam menonton TV orang Indonesia. Padahal UU no 32 tahun 2002 tenteng penuaran belum memberikan kejelasan mekanisme pemanfaatan media yang menggunakan frekwensi publik untuk kepentingan poltik sebagaimana diutarakn pengamat Pengamat Politik Universitas UIN Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto dalam Koranbogor.com.
Kondisi tersebut sebenarnya sangat berbahaya. Terlebih lagi jika kita lihat sekarang ada stasion TV swasta nasional yang memiliki hubungan yang erat dengan parpol. Setidaknya ada dua stasiun TV swasta yang begitu vokal mengkritik pemerintah memiliki hubungan dengan ketua partai politik. Mereka adalah Surya Paloh selaku ketua partai Nasional Demokrat dengan Metro TV dan Abu Rizal Bakrie selaku ketua partai GOLKAR denganTV One. Menjelang pemilu dikhawatirkan pemberitan pada kedua stasiun TV swasta nasional tersebut akan semakin ditungggangi kepentingan politik.
KPI sebagai lembaga yang berwenang dalam pertelevisian yang diharapkan mampu melakukan kontrol terhadap muatan tayangan televisi justru seolah tidak berdaya. Belajar dari kasus acara TV Empat Mata kita bisa melihat bahwa tayangan tersebut bisa dengan mudah kembali tayang hanya dengan menambahkan kata “BUKAN” dalam judul tayangannya. Padahal dilihat dari substansi acara tersebut benar-benar sama dengan EMPAT MATA yang sudah diputuskan diberhentikan tayngannya oleh KPI. Fakta ini membuktikan bahwa sampai saat ini belum ada lembaga yang benar-benar mampu mengontrol tayngan-tayangan televisi.
Adanya perusahaan korporasi yang memiliki lebih dari satu TV sawasta nasional juga semakin memperburuk keadaan. Sebagaimana kita ketahui ada MNC group yang menaungi RCTI, MNC TV, dan GLOBAL TV, ada lagi TransCrop yang menaungi Trans7 dan TransTV. Bahkan saat ini semakin terlihat bahwa MNC group sudah memiliki kedekatan dengan partai Nasdem. Fenomena ini bukan hanya menimbulkan kampanye yang tidak adil tetapi lebih berbahaya lagi bahwa pemberitaan yang mereka lakukan bisa mempengaruhi opini publik sehingga menjadi sebuah “kampanye terselubung.”
Rabu, 14 Maret 2012

Posting Komentar