Posted on Kamis, 31 Mei 2012 Kapan dan darimana ?
Kapan,
dan Darimana Naionalisme Indonesia Bangkit (Lahir)
Oleh
Dhani Kurniawan
Beberapa waktu yang
lalu saya pernah menulis sebuah artikel yang mempertanyakan (menyangkal)
ditetapkannya Boedi Oetomo sebagai tonggak bangkitnya nasionalisme Indonesia.
Saya dalam artikel tersebut setuju dengan sejarawan Asvi Varnam Adam mengapa
Boedi Oetomo patut digugat nasionalismenya terlebih lagi jika sampai ditetapkan
sebgai momentum kebangkitan nasional, dan nampaknya argumen tersebut sudah
cukup jelas. Namun yang kemudian menjadi masalah adalah Kapan, dan Darimana
Nasionalisme kita Bangkit (Lahir).
Sebenarnya pada artikel
tersebut saya juga sudah sedikit memberi keterangan tentang kapan dan darimana
Nasionalisme kita Bangkit (Lahir) dengan meminjam gagasan Pramoedya Ananta
Toer. Akan tetapi di luar sana ternyata masih belum ada kesepakatan tentang
permasalahan ini. Mungkin hanya sedikit sekali orang yang setuju dengan pemikiran
Pram. Bahkan masih ada sebagian orang yang masih menganut keyakinan bahwa
lahirnya Boedi Oetomo patut dianggap
sebagai tonggak bangkitnya nasionalisme Indonesia.
Kebetulan kemarin Sabtu
26 Mei 2012 Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah menyelenggarakan acara KASET
(Kajian Sejarah Terpadu). Acara juga membahas tentang nasionalisme dengan
pembicara Mu’arif SP.d (aktivis dan penulis) dan Farid Setiawan SP.d (pengamat
pergerakan Indonesia). Saya dalam acara tersebut menjadi peserta. Saya
memanfaatkan momentum tersebut untuk mencoba kembali mencari jawaban tentang
kapan dan darimana bangkitnya (lahirnya) nasionalisme Indonesia.
Ternyata dari
keterangan kedua pembicara saya belum juga mendapatkan sesuatu yang bisa
memuaskan hati saya. Pembicara pertama yaitu Mu’arif bahkan dengan
terang-terangan mengatakan bahwa apa yang saya tanyakan cukup membuatnya
pusing. Meskipun begitu beliau tetap berusaha memberi jawaban. Mu’arif
menyatakan lebih setuju jika momentum bangkitnya (lahirnya) nasionalisme
ditarik dari peristiwa sumpah pemuda. Sementara itu pembicara kedua justru
memberikan jawaban yang bagi saya sama sekali baru. Menurut Farid Setiawan
dengan mengambil pendapat Delier Noer bahwa nasionalisme Indonesia merupakan
nasionalisme Islam. Dasar pemikirannya bahwa kebanyakan gerakan perlawanan
terhadap penjajah sebenarnya mengandung unsur pergerakan agama khususnya Islam.
Menurutnya bisa jadi sebenarnya nasionalisme Indonesia lahir di pesantren.
Keterangan yang saya dapat tersebut
sebenarnya tidak bisa mengantarkan saya pada satu kesimpulan. Bahkan semakin
banyak pendapat tentang permasalahan tersebut. Namun setidaknya sudah ada
usaha-usaha untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Perbedaan pendapat tersebut
seharusnya bisa mengantarkan kita ke dalam sebuah diskusi yang menghasilkan
sebuah kesimpulan yang pasti. Memang itu bukan perkara mudah, tetapi kita harus
tetap berusaha. Sudah 60 tahun lebih Indonesia merdeka, bangsa ini harus segera
menemukan jati dirinya, Bangsa ini harus
bisa menuliskan kembali sejarahnya !
Yogyakarta, 27 Mei 2012
23.45 wib
0
komentar |