Posted on Senin, 07 Mei 2012 Anda(wanita) Minta Apa Lagi Dari Saya(pria) ?


 Anda(wanita) Minta Apa Lagi Dari Saya(pria) ?*
Oleh Dhani Kurniawan

Bulan April baru saja berlalu, bulan yang mungkin istimewa di Indonesia terutama bagi para wanita/perempuan atau terserah kalian apa kata yang pantas untuk merujuk pada salah satu mahkluk Tuhan yang teramat istimewa itu. Setiap tahun 21 April yang merupakan hari lahir Kartini selalu ada peringatan di berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Kartini adalah sosok yang dianggap memberikan sumbangan besar bagi kemajuan wanita Indonesia. Memang Kartini hidup di zaman di mana tradisi masih kuat, memposisikan wanita dibawah atau di belakang lelaki. Kartini mendambakan wanita Indonesia yang bisa mendapatkan hak yang seimbang dengan kaum lelaki. Pemikiran-pemikirannya tentang wanita dianggap telah melampaui zamannya. Kartini mendirikan sekolah khusus wanita, Kartini menjadi pengajar, meskipun begitu Kartini juga tetap menjadi seorang istri. Bahkan Kartini melepas kesempatan beasiswa sekolah di Belanda untuk dipingit dan kemudian dikawinkan dengan seorang adipati yang telah mempunyai lebih dari satu istri.
Dewasa ini kita juga sering menjumpai gagasan-gagasan tentang kesetaraan gender atau persamaan hak antara wanita dan pria. Semangat Kartini tak jarang dibawa-bawa untuk mempromosikan gagasan-gagasan tersebut di Indonesia. Harusnya sekarang kita semua melihat apakah semangat zaman kita sekarang ini masih sama dengan zaman Kartini ? Kartini hidup di masa tradisi masih kuat memposisikan pria lebih dari wanita. Sementara itu kita hidup dalam zaman yang lain. Kita hidup di zaman di mana wanita tidak lagi diposisikan dibawah lelaki. Kita hidup di zaman dimana pendidikan, pekerjaan dan bahkan politik atau kekuasaan tidak memposisikan wanita sebagai second position setelah pria. Wanita telah bisa memdapatkan pendidikan yang tinggi, wanita telah mendapatkan jabatan yang tinggi, bahkan di Indonesia jabatan RI 1 (presiden) pernah diduduki oleh wanita.
Meskipun begitu sampai sekarang kita masih menjumpai orang-orang yang bagi saya seolah-olah meperjuangkan hak-hak wanita dan seolah-olah memposisikan wanita sebgagai kaum terjajah yang harus berjuang untuk merdeka. Mereka memba ide bahwa emansipasi, kesetaraan, adalah mutlak dalam segala hal. Apapun yang bisa didapat oleh pria harus bisa didapat oleh wanita, apaun yang bisa dilakukan oleh pria harus dilakukan oleh wanita. Bahkan mereka membawa pesan bahwa “wanita dijajah pria”. Ide-ide mereka bagi saya tentu saja terlihat konyol. Wanita yang menuntut lebih dari apa yang seharusnya meurut saya hanyalah akan membawa kerugian bagi kaum wanita itu sendiri. Lagi pula saat ini apalagi yang bisa “direlakan oleh pria untuk diambil alih para wanita ?” Bukankah mereka sudah mendapat segalanya ?
Anehnya mengapa wanita tidak pernah memprotes ketika mereka (terutama dari segi fisik) dijadikan ajang komersialisasi untuk mengeruk keuntungan bagi para “kapitalis jahat” ? Mengapa wanita tidak pernah protes ketika mereka dipaksa untuk mengakui bahwa cantik itu berkulit putih. tinggi, langsing, berambut lurus, berdada besar, dan indikator-indikator lain yang sebenarnya menyiksa para wanita khususnya wanita Indonesia ? Kita setiap hari pasti bisa dengan mudah menemukan iklan pemutih kulit, baik kulit wajah maupun kulit tubuh. Bukankah kita semua tahu sebagian besar wanita Indonesia “aslinya” berkulit coklat ? Lalu mengapa wanita hanya diam ketika ada iklan produk pemutih yang begitu terang-terangan “mengejek” kulit cokelat ? Dalam salah satu iklan yang diteyangkan di tv digambarkan bahkan seorang wanita malu ketika anak kecil menunjuk kulitnya dan mengatakan “cokelat”. Seburuk itukah wanita berkulit cokelat ? Tidakkah ini merupakan kemenangan propaganda “kapitalis jahat” ?
Produk pemutih tentu saja hanya sedikit contoh kecil. Masih banyak contoh lain yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Tidakkah fenomena ini harusnya menjadi bahan renungan bagi kta semua terutama para wanita ? Sudahlah musuh kalian bukanlah pria. Bukankah secara alamiah pria dan wanita saling membutuhkan ? Mengapa kita yang saling membutuhkan bisa saling di adu seperti ini ? Wanita saat ini memang tetap harus berjuang. Wanita memang tetap harus melawan. Tetapi yang paling penting wanita harus tahu apa yang mereka perjuangkan. Wanita harus tahu apa atau siapa yang akan mereka lawan. Sudah cukup rasanya semangat para wanita dimanfaatkan untuk kepentingan segelintir pihak. Sadarlah wahai para wanita Indonesia !
Yogyakarta, Minggu 6 April 2012
18.20 wib
*Persembahan untuk wanita yang aku cintai dengan segenap nafsuku dan kusayangi dengan segenap hatiku. Bahagialah dengan orang yang kau pilih. Jika tidak datanglah padaku. Aku sampai saat ini masih mengharapkanmu.

Posting Komentar