Posted on Minggu, 15 April 2012 Mengapa (Harus) Ujian Nasional ?


Mengapa Harus Ujian Nasional ?
Oleh Dhani Kurniawan*
Sudah menjadi tradisi setiap tahun dunia pendidikan selalu disibukkan dengan Ujian Nasional. Suatu ujian berstandar nasional yang menentukan kelulusan siswa terutama lembaga pendidikan formal setingkat SMP dan SMA. Angka-angka dari hasil ujian nasional seolah merupakan penetu nasib dan masa depan siswa. Bahkan nilai-nilai tersebut menyangkut prestis berbagai pihak, seperti orang tua siswa, kepala sekolah maupun dinas pendidikan setempat. Pihak sekolah dan orang tua berlomba-lomba dengan berbagai upaya memastikan siswa lulus dengan nilai yang tinggi.
Menjelang Ujian Nasional sekolah biasanya akan menambah jam mata pelajaran yang masuk ujian nasional. Penambahan mata pelajaran Ujian Nasional tentu saja berarti pemotongan bahkan peniadaan mata pelajaran non Ujian Nasional. Secara tidak langsung sekolah telah menanamkan dalam pikiran para siswa bahwa selain pelajaran yang masuk dalam Ujian Nasional adalah tidak penting. Lalu bagaimana seandainya sebenarnya ada siswa yang berbakat di mata pelajaran yang non Ujian Nasional ? Bagaiman seandainya siswa tersebut sama sekali tidak memiliki potensi dalam mata pelajaran yang termasuk dalam Ujian Nasional ?  Disadari atau tidak tindakan tersebut sebenarnya juga merupakan pembunuhan terhadap potensi siswa. Namun kesalahan tidak bisa begitu saja ditimpakan pada sekolah apalagi guru, kenyataannya mereka hanyalah korban dari sistem
Orang tua juga tidak kalah sibuk. Bagi sebagian orang tua jika anaknya lulus dengan nilai tinggi adalah suatu kebanggaan. Tidak jarang bahkan orang tua tidak peduli bagaimana anaknya mendapatkan nilai. Anak didorong untuk belajar lebih keras, dipaksa mengikuti pelajaran tambahan, mengikuti bimbel di luar sekolah, dan kegiatan apapun yang diharapkan mampu mendongkrak pencapaian nilai Ujian Nasional. Anak kehilangan waktu untuk mengembangkan potensinya, anak rentan mengalami stres, anak megalami tekanan yang hebat.
Kita tentunya masih ingat berita tentang Ujian Nasional tahun lalu. Pemberitaan tentang siswa SD yang menolak mengikuti perintah gurunya untuk memberikan contekan kepada teman-temannya. Kita masih ingat betapa ketika anak tersebut mencoba jujur dan membuka sistem yang bobrok justru mendapat banyak kejacaman. Bukan hanya anak tersebut bahkan keluarganya justru dikucilkan, dan mendapat tekanan dari masyarakat. Kejadian tersebut harusnya membuka mata semua pihak tentang dampak dari dipaksakannya Ujian Nasional.
Setiap tahun Ujian Nasional selalu menimbulkan kontroversi. Berbagai pihak, berbagai kalngan ikut bersuara. Tetapi kenyataannya pemerintah tetap ngotot menyelenggarakan Ujian Nasional. Bahkan Ujian Nasional kedepan juga akan dijadikan standar atau sekaligus tes masuk perguruan tinggi. Padahal kalau kita mau mambuka mata tingkat kejujuran menyangkut Ujian Nasional sangat memprihatinkan. Sudah menjadi rahasia umum banyak dilakukan cara-cara yang tidak jujur agar didapat nilai yang tinggi. Banyak guru yang terpaksa membuat skenario contekan masal, banyak terjadi kasus pembelian soal maupun kunci jawaban. Kita tentu bisa membayangkan bagaimana kualitas lulusan yang lulus dengan cara seperti itu.
Setiap tahun ketika banyak orang berbicara tentang Ujian Nasional. Namun pernahkah kita terpikirkan untuk mendengarkan suara siswa ? Pernahkan kita bertanya kepada mereka tentang Ujian Nasional ? Lalu sebenarnya untuk siapa Ujian Nasioanal ? Untuk siapa sistem pendidikan kita ? Untuk orang tua, untuk sekolah, atau untuk dunia kerja ? Mengapa kita tidak pernah berusaha memahami apa yang dirasakan dan dibutuhkan siswa ? Sudah saatnya pembunuhan potensi siswa lewat Ujian Nasional dihentikan.
*Penulis adalah mahasiswa S1 pendidikan sejarah di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta
Mrican, Yogyakarta
Sabtu, 14 April 2012
21.41 wib

Posting Komentar